Kamis, 02 Juni 2016

Struktur dan usia penduduk yang berusia muda

Struktur dan usia penduduk yang berusia muda

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah : Pendidikan kedudukan dan lingkungan
Dosen Mata kuliah : DR. M. Thoha B . S. Jaya, M.

Disusun Oleh:


Nama                                                               NPM
Melisa agustina                                                1513054010
20140711144227!Logo_UnivLampung.png




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015



Hasil sensus penduduk 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa dengan laju pertimbuhan 1,49% pertahun, laju pertumbuhan ini meningkat di banding laju pertumbuhan 10 tahun sebelumnya yang mencapai 1,4% per tahun. Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk Indonesia menandakan bahwa program pengendalian angka kelahiran di Indonesia mulai kedodoran dalam 10 tahun terakhir.
Penyebaran penduduk menurut pulau – pulau besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk.
Dari sisi umur, titik tengah (median) umur penduduk Indonesia tahun 2010 adalah 27,2 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia termasuk kategori menengah (intermediate). Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.
Meningkatnya gaya hidup urban
Dalam konteks Indonesia pergeseran budaya desa – kota ini mungkin sebuah keniscayaan sejarah, pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang menggerakkan perubahan struktur ekonomi dari desa ke kota. Hasil Sensus Penduduk 2010 yang di lakukan BPS menunjukkan proporsi penduduk yang tinggal di kota semakin tinggi, 49,8 penduduk Indonesia tinggal di kota. Bahkan Mckinsey dalam laporan terakhir memprediksi penduduk desa Indonesia tahun 2030 hanya tinggal 20% saja.
Dalam beberapa tahu  kedepan merupakan tahun penting sebagai transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri dan informasi. Tanda-tandanya sudah kelihatan sekarang, 3 tahun yang lalu mungkin masih sedikit masyarakat desa yang menggunakan handphone, sekarang sebagian besar mereka sudah menggunakan handphone, bahkan anak mudanya sudah biasa berselancar di dunia maya dan bersosialisasi menggunakan media sosial.
Bila di kota pertumbuhan pengguna internet sudah mulai mengalami titik kejenuhan, sebaliknya di desa pertumbuhan pengguna internet sedang tinggi-tingginya. Salah satu program pemerintah juga mendorong kesana, Telkom dengan kampanye pemasangan 1 juta Wifi akan semakin memudah koneksi internet masyarakat Indonesia di segala lapisan.
Pasar anak muda yang gemuk
Komposisi demografi penduduk Indonesia juga ditandai dengan banyaknya penduduk yang berusia di antara 15 – 34 tahun, 34,47% atau hampir 82 juta penduduk Indonesia berada di rentang usia ini. Dengan jumlah anak muda yang sedemikian besar ini merupakan potensi pasar potensial yang bagi pemasar.
Jumlah anak muda yang sangat penting bagi masa depan Indonesia, paling tidak ada tiga alasan yang mendasarinya. Pertama, anak muda adalah sumber penting tenaga kerja produktif. Kedua, karakter anak muda yang suka mencoba hal baru dan kreatif merupakan sumber inovasi. Ketiga, anak muda merupakan salah pasar yang konsumtif terutama untuk industri hiburan dan makanan, perilaku anak muda yang gemar nongkrong menjadikan cafe dan restourant menjamur tidak hanya di kota besar tapi juga kota-kota kedua Indonesia.
Indikator besarnya pasar anak muda Indonesia juga bisa dilihat dari besarnya penetrasi pengguna internet di Indonesia. Jumlah pengguna internet yang berada di kisaran 55 juta di dominasi anak muda, sebuah survei mencatat hampir 75% pengguna internet Indonesia berusia 15 – 34 tahun.
Social media seperti Facebook dan Twitter juga banyak di sesaki oleh anak muda Indonesia, mereka acap kali menciptakan trending topic yang mampu mempengaruhi pengambil kebijakan pemerintah. Kalau dulu anak muda menyuarakan aspirasi melalui jalanan sekarang mereka meyuarakan aspirasinya melalui sosial media.
Pasar laki-laki tidak kalah dengan pasar wanita
Jumlah penduduk wanita Indonesia lebih banyak dari pria terbantahkan dari hasil sensus penduduk 2010, meski beda tipis untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia penduduk pria lebih banyak dari penduduk wanita, 50,34 % penduduk Indonesia berjenis kelamin pria.
Meski uang belanja keluarga sebagaian besar di pegang para wanita, tapi tidak boleh dilupakan bahwa para kaum pria juga memiliki uang “rahasia” yang mereka pegang. Berbeda dengan kaum wanita yang belanjanya rutin tapi tidak terlalu besar, kaum pria belanjanya jarang-jarang, tapi begitu mengeluarkan uang biasanya langsung dalam jumlah besar.
Produk – produk maskulin seperti produk otomotif, dan gadget tentu mendapat berkah dengan meningkatnya jumlah penduduk pria ini. Data menunjukkan angka penjualan penjualan mobil di 2012 tercatat mencapai 1.116.230 unit. Penjualan di tahun 2012 merupakan rekor tertinggi dalam sejarah industri otomotif  Indonesia.
Perubahan gaya hidup juga merubah kaum pria, kaum pria sekarang menjadi lebih “pesolek” di banding pria jaman dulu, produk-produk yang secara khusus menyasar kaum pria semakin banyak, lihatlah konter kosmetik dan toiletries di pusat perbelanjaan juga sudah banyak di jejali produk kecantikan dan kebersihan khusus kaum pria.
Menyongsong Bonus Demografi
Indonesia akan mengalami “bonus demografi” yaitu meningkatnya jumlah penduduk usia produktif dibandingkan dengan penduduk usia non produktif pada kurun waktu 2020-2030. Usia produktif merupakan fase kehidupan yang berada pada usia kerja dan usia subur, mulai 15 – 64 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Indonesia adalah 51,31. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 46,59 sementara di daerah perdesaan 56,30.
Artinya dari setiap 100 orang usia produktif harus menanggung 51 orang usia non produktif. Sedangkan pada 2020-2030, Indonesia akan memiliki 70 persen penduduk usia produktif dengan rasio ketergantungan turun menjadi sektar 44 sampai 48.
Bonus demografi ini bisa merupakan keuntungan atau acaman bagi ekonomi Indonesia. Bonus demografi bisa menjadi keuntugan apabila penduduk yang di usia 15 – 64 tahun itu berkualitas dan produktif, sebaliknya bonus demografi menjadi ancaman apabila penduduk yang di usia 15 – 64 tahun itu tidak memiliki pengetahuan dan skill yang memadai sehingga malah menjadi beban penduduk lainnya.
Karena itu kata kunci sebelum Indonesia mengalami bonus demografi tahun 2020 – 2030 adalah menyiapkan kualitas pendidikan di masa sekarang. Kalau kualitas pendidikan kita baik maka dijamin kualitas manusia Indonesia dimasa mendatang akan baik dan bonus demografi akan menjadi kenyataaan.
Pasar anak yang masih menjanjikan.
Meningkatnya laju pertumbuhan Indonesia di tahun 2010 berimplikasi juga meningkatnya jumlah penduduk anak-anak. 28,86% atau setara dengan 68,6 juta penduduk Indonesia yang berusia 0 – 14 tahun.
Bagi perusahaan – perusahaan yang menyasar pasar anak – anak tentu saja ini kabar baik, mereka tidak akan  pernah kehabisan pasar bahkan bertambah melimpah. Produk seperti susu anak, kesehatan anak, pendidikan, merupakan produk-produk yang di untungkan dengan besar-nya pasar anak ini.
Meski pasar anak ini besar tapi tidak mudah untuk memasukinya, karena faktor ibu mereka yang menjadi kunci meraih pasar anak ini. Di pasar anak Ibu adalah pengambil keputusan utama, jadi siapa yang bisa meraih simpati ibu maka akan meraih pangsa pasar besar di pasar anak.
Pergeseran pola konsumsi rumah tangga
Secara garis besar konsumsi rumah tangga di bagi dua yaitu konsumsi makanan dan non makanan, semakin tinggi penghasilan biasanya tingkat konsumsi non makanan lebih tinggi dari makanan.
Berdasarkan data BPS, sebesar 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Masyarakat ini mendominasi konsumsi rumah tangga nasional sebesar 43 persen.
Data BPS juga menunjukan trend adanya pergeseran pola konsumsi tersebut, pada kuartal pertama tahun 2011, masyarakat Indonesia yang mengonsumsi produk makanan hanya mencapai 47,9 persen. Sisanya sebesar 52,1 persen, merupakan konsumsi produk non makanan. Disamping itu ada kecenderungan peningkatan konsumsi makanan olahan dan penurunan konsumsi makanan biji-bijian.
STRUKTUR PENDUDUK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar. Data tentang jumlah penduduk dapat diketahui dari hasil Sensus Penduduk (SP). Sensus penduduk yang telah dilakukan selama ini adalah SP 1930, SP 1961, SP 1971, SP 1980, SP 1990, dan yang terakhir adalah Sensus Penduduk 2000. Untuk memenuhi kebutuhan data antara dua sensus, Badan Pusat Statistik melaksanakan Survey Penduduk Antar Sensus (Supas) tiap-tiap tahun yang akhiran dengan angka lima, kecuali Supas 1976. Selama ini telah dilaksanakan Supas 1985, Supas 1995 dan yang terakhir adalah Supas 2005.
Informasi tentang jumlah penduduk serta komposisi penduduk menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, pekerjaan dll. penting diketahui terutama untuk mengembangkan perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dll. yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia.
Bagian ini akan membahas tentang karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin, serta karakteristik penduduk menurut persebaran tempat tinggal, dan pertumbuhan penduduk.
Umur Penduduk
Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin, atau yang sering juga disebut struktur umur dan jenis kelamin. Struktur umur pendudukdapat dilihat dalam umur satu tahunan atau yang disebut juga umur tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan. Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir. Misalnya Ani lahir pada bulan Januari tahun 1998 dan Sensus 2000 dilaksanakan pada bulan Juli. Jadi pada saat Sensus 2000 dilaksanakan Ani berusia 2 tahun 6 bulan, tetapi dalam perhitungan demografi Ani dicatat sebagai berumur 2 tahun saja.
Penduduk Muda dan Penduduk Tua
Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur muda atau tua. Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. Sebaliknya penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun keatas diatas 10 persen dari total penduduk.
Suatu bangsa yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan mempunyai beban besar dalam investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak dibawah 15 tahun ini. Dalam hal ini pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pelayanan dasar mulai dari perawatan Ibu hamil dan kelahiran bayi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya, sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk penyediaan imunisasi, penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar termasuk guru-guru dan sarana sekolah yang lain.
Sebaliknya bangsa dengan ciri penduduk tua akan mengalami beban yang cukup besar dalam pembayaran pensiun, perawatan kesehatan fisik dan kejiwaan lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain lain. Penduduk Indonesia belum dianggap sebagai penduduk tua karena persen penduduk diatas 65 tahun masih kecil, namun karena jumlah penduduk yang besar, maka jumlah orang tua juga cukup besar untuk memperoleh perhatian dari pemerintah pusat maupun lokal.
Karakteristik Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk menurut umur dapat ditabulasi silang dengan jenis kelamin atau dapat juga ditabulasi silang dengan karakteristik sosial misalnya penduduk menurut umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk menurut umur dengan tempat tinggal, penduduk menurut umur dengan status pekerjaan dll.
Indikator Karakteristik Penduduk
Indikator penting tentang umur dan jenis kelamin maupun jumlah penduduk adalah:
1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
3. Tingkat pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk, mutu tenaga kerja berdampak pada pengangguran dan
Kemiskinan
kelajuan penduduk juga memiliki dampak positif dan negatif, dampak positifnya seperti pada tahun 2010 yang perkiraan sekitar 106,8 adalah penduduk yang berada pada usia produktif, ini bisa menjadi modal pembangunan, karena dapat menjamin terciptanya permintaan agregatif. Ini terbukti dari cepatnya laju pertumbuhan ekonomi beberapa negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi, misalnya China, India, dan Indonesia. Selain itu dampak negatif yang di timbulkan adalah kelajuan penduduk bisa menghalangi pembangunan dan menjadi penghalang kemajuan sosial ekonomi bagi negara seperti Bangladesh, Pakistan, Burma, dan Afganistan. Bahkan untuk sebagian besar negara-negara Afrika, pertambahan penduduk menjadi sebuah ancaman. Melihat dampak penduduk tidak bisa secara umum. Ketika Indonesia tumbuh ekonominya secara stabil telah melahirkan generasi berpenghasilan menengah. Sementara dampak dari pembangunan masih menyisakan kelompok penduduk inklusif. Penduduk yang tinggal pada daerah yang sulit dijangkau dalam proses pembangunan. Penduduk seperti inilah yang seharusnya di tangani pemerintah untuk menghindari peningkatan angka pengangguran.
Daerah yang mereka tempati memang tidak terkontaminasi daerah luar, namun pemerintah secara data mempunyai kemampuan untuk mengetahui kegiatan penduduk inklusif. Terlepas dari pembahasan kepadatan penduduk yang mempunyai dampak positif dan negatif maka penduduk juga mempengaruhi perekonomian dan pembangunan suatu wilayah. Selain itu peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam dunia kerja. Mereka migrasi ke Batam akan meningkatan angka penduduk kota Batam. Angka penduduk yang ada di kota Batam belakangan semakin meningkat. Hal semacam ini di perlukan penanganan secara intensif dari pemerintah agar tidak meningkat angka pengangguran. Lapangan kerja yang disediakan tidak mampu menampung semua penduduk yang ingin bekerja. Migrasi yang tidak terkendali ini juga akan berdampak kemacetan kecil di kota Batam. Migrasi yang semakin meningkat membuat kota ini terasa padat, program pemerintah yang menangani kependudukan seperti dari Disduk dan Bkkbn harus ikut andil dalam menyelesaikan migrasi yang semakin meningkat setiap tahunnya. Upaya yang bisa di lakukan disduk dan bkkkn seperti memberi sosialisai penanganan kependudukan dan ketenagakerjaan yang harus seimbang agar tidak terjadi pengangguran. Penanganan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dengan lapangan kerja yang disediakan terbatas adalah tugas pemerintah agar bisa mengimbangi hal ini. Jika terus dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi pembangunan dan perkembangan kota Batam yang bisa dibilang motornya Kepri ( Kepulauan Riau) dan angka pengannguran semakin meningkat. Angka pengangguran terbuka semenjak tahun 2009 sampai tahun 2012 telah menurun dari 7,9 % menjadi 6,3%. Diperkiraan akan terjadi penurunan hingga tahun 2015. Suatu pertanda adanya dampak positif dari stabilitas ekonomi makro, termasuk dengan turunnya suku bunga dari 6,5 % tahun 2009 51 menjadi 5,75% tahun 2012. Sehingga jumlah penganggur dapat dikendalaikan setidaknya pada tahun 2011 (Agustus) tersisa sebanyak 7,7 juta orang. Sebaliknya, sejak tahun 2009 jumlah penduduk yang bekerja paruh waktu (part time worker) meningkat dari 16,2 juta orang angkatan kerja menjadi 21,1 juta orang (Agustus 2011). Saat bersamaan mereka yang masuk ke dalam setengah pengangguran juga masih tinggi pada kisaran 15,4 juta orang.
Penurunan pengangguran telah menambah jumlah angkatan kerja tidak penuh underutilized dari 31,6 juta orang tahun 2009 (Agustus) menjadi 34,6 tahun 2011 (Agustus). Artinya jumlah angkatan kerja yang terserap pada lapangan kerja tidak penuh bertambah setiap tahunnya sebesar 1,5 juta orang. Secara implisit, kondisi pasar kerja persoalannya berubah dari persoalan pengangguran terbuka menjadi persoalan setengah pengangguran. Sejalan dengan persoalan pengangguran, penurunan angka kemiskinan juga terlihat. Dengan mempedomani penetapan garis kemiskinan regional, ditemukan jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 (Maret) sebanyak 31,02 juta turun menjadi 30,02 juta tahun 2011 (maret). Angka kemiskinan dari 13,33 persen menjadi 12,49 persen.
Laju penurunan kemiskinan di daerah kota relatif sulit pada rentang waktu yang sama (0,05 juta) dibandingkan dengan daerah desa (0,86 juta). Sekalipun angka kemiskinan turun, jumlah mereka yang berada pada daerah dekat dengan garis kemiskinan masih relatif tinggi (BPS, 2012). Karakteristik ketenagakerjaan ditelusuri menjadi jelas. Kemiskinan pada daerah pertanian relatif tinggi dari total kemiskinan, yakni sebesar 71,26% adalah rumah tangga pertanian (BPS, 2012). Oleh karenanya sangat diperlukan untuk mengetahui rumah tangga mana yang mengalami persoalan produktivitas rendah, apa akar masalah dan bagaimana strategi perluasan lapangan kerjanya. Laju pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6-6,5 per tahun akan tetap menempatkan persoalan tenagakerja menjadi masalah penting pembangunan. Karena pertumbuhan ekonomi setinggi demikian, relatif hanya menguntungkan berbagai kelompok tertentu, setidaknya tenaga kerja upahan. Sementara jumlah tenaga kerja yang di luar sektor upahan jumlahnya masih pada kisaran 65% dari total angkatan kerja.
Dengan demikian upaya mengisolasi persoalan tenaga kerja pada mereka yang menganggur serta mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal yang tidak formal, peningkatan akses dan produktivitas adalah salah satu jawaban yang mesti segera dicarikan. Indonesia mesti melakukan terobosan khusus, bagaimana mengatasi peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan apa program utama yang dapat diajukan agar semakin tertanganinya aspek ketenagakerjaan serta kesejahteranannya.

Sumber:
http://kepri.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=144


GEOSTRAREGI

GEOSTRAREGI
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan Dosen Mata kuliah : Rohman, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:


Nama                                                               NPM
Astrid Nabila Utami                                         1513054007
Kristiani                                                           1513054008
Melisa agustina                                               1513054010
Yana Dwi Putri Romanti                                  1513054018
20140711144227!Logo_UnivLampung.png


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “GEOSTRATEGI”
 Makalah ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan tentang pengaruh perkembangan globalisasi terhadap geostrategi Indonesia, yang tentunya berpengaruh pula terhadap unsur ketahanan nasional Indonesia.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pengaruh globalisasi terhadap geostrategi Indonesia dan dapat meningkatkan jiwa nasionalisme sabagai warga Negara Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. 

Bandar lampung , Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                                       1
Daftar Isi                                                                                                                                 2
BAB I
Latar Belakang                                                                                                            3
Rumusan Masalah                                                                                                       4
Tujuan                                                                                                                         4
BAB II
Pengertian Geostrategi
Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia
Ketahanan Nasional Sebagai Perwujudan Geostrategi Indonesia     
data dan fakta geostrategi
BAB III
            PENUTUP     
            SUMBER
                       




                                                                                   
           
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan negara Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang hampir membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dengan posisi geografis, potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimilikinya, Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh negara-negara besar. Hal tersebut secara langsung maupun tidak  langsung akan menimbulkan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan dan mempengaruhi, bahkan membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara di masa kini dan di masa yang akan datang, bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
Dengan demikian, kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional, yaitu kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.









1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian geostrategi dan geostrategi indonesia?
  1. Bagaimana perkembangan konsep geostrategi Indonesia?
  2. Bagaimana ketahanan nasional sebagai perwujudan Geostrategi Indonesia?
  3. Apa data dan fakta geostrategi


1.3 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian geostrategi
2.      Mengetahui perkembangan konsep geostrategi Indonesia
3.      Menganali ketahanan nasional sebagai perwujudan Geostrategi Indonesia?
5.      Mengetahui data dan fakta geostrategi

.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Geostrategi
Pengertian Geostrategi
Geostartegi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk menentukan kebijakan, tujuan,sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional, geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.
Pengertian  Geostrategi Indonesia
      Merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menetukan kebijakan,tujuan dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.Oleh karena itu geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
2.2 Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia
Pada awalnya pengembangan awal geostrategi Indonesia digagas Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Isi konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh Komunis. Geostrategi Indonesia pada waktu itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan teritorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indocina.
Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut: Bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan,hambatan, dan gangguan, baik bersifat internal maupun eksternal. Gagasan ini agak lebih progresif, tapi tetap terlihat konsep geostrategi Indonesia baru sekedar membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan penangan bahaya.
Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi Indonesia yaug lebih sesuai dengan kanslcltwi Indonesia, Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan pendekatan keamanan dalam kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan scrta integritas nasional schingga tujuan nasional cepat tercapai.
Terhitung mulai tahun 1974 gcostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bcntuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pcmbangunan nasional.
Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bahkan juga dikembangkan oleh negara-ncgara yang lain dengan bertujuan:
a. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional, baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, dan hankam, maupun aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam:
  1. menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
  2. terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity);
  3. terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity);
  4. terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (yuridical justice and social justice); serta
  5. tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the people).
    Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat pokok sebagai berikut.
  6. Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan,
    geostrategi Indonesia ditujukan menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan negara Indonesia,
  7. Bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
b. menunjang tugas pokok pemerintahan indonesia dalam:
a. menegaskan hukum dan ketertiban ( law and order)
b. terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran ( welfare and prosperity)
c. terselenggaranya ketahanan dan keamanan (defense and prosperity)
d. terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial ( yuridical justice and social justice)
e. tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the people)
geostrategi indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik indonesia memilikidua sifat pokok:
a.       Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan geostrategi indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa dan negara indonesia.
b.      Bersifat developmental/pengembangan yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
c.        
2.3 Ketahanan Nasional Sebagai Perwujudan Geostrategi Indonesia
a.      Perkembangan Konsep Pengertian Tannas
·         Gagasan Tannas oleh Seskoad tahun 1960 anTannas adalah pertahanan wilayah oleh seluruh rakyat
·         Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1963 an.Tannas adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia. 
·         Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1969 an.Tannas adalah keuletan dan daya tahan kita menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
·         Gagasan Tannas berdasar SK Menhankam/Pangab No.SKEP/1382/XII/1974. Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangn nasional.
·         Gagasan Tannas menurut GBHN 1978-1997. Tannas adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya Tannas adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.

b.      Hakikat Ketahanan Nasional
Pada  hakikatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional ini tergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga negara dalam membina aspek alamiah serta aspek sosial,sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan Nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional,baik fisik maupun sosial serta memiliki hubungan erat antara gatra didalamnya secara komprehensif integral. Kelemahan salahsatu bidang akan mengakibatkan kelemahan bidang yang lain,yang dapat mempengaruhi kondisi keseluruhan.
c.       Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan ketahanan nasional, dilaksanakan  dengan mengelola dan menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap sistem kehidupan nasional. Sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara,metode pendekatan dan pengkajian ketahanan nasional terdiri dari pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraaan. Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai berikut:
·         Manunggal
·         Mawas KeDalam
·         Kewibawaan
·         Berubah Menurut Waktu
·         Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan
·         Percaya pada diri sendiri
·         Tidak tergantung pada pihak lain

Konsepsi Dasar Ketahanan Nasonal
·         Model Asta Gatra
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan nasional yaitu:
1.      Aspek Tri gatra kehidupan alamiah:
Ø  Gatra letak dan kedudukan geografi
Ø  Gatra keadaan dan kekayaan alam
Ø  Gatra keadaan dan kemampuan penduduk

2.      Aspek Panca gatra kehidupan sosial:
Ø  Gatra ideologi
Ø  Gatra politik
Ø  Gatra Ekonomi
Ø  Gatra Sosial budaya
Ø  Gatra Pertahanan keamanan

·         Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila model Lemhanas berevolosi dari observasi empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis
Dalam analisisnya Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah balanced power.
·         Model Alfred Thayer Mahan
Mahan dalam bukunya the influence Seapower on history mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
v  Letak geografi
v  Bentuk atau wujud bumi
v  Luas wilayah
v  Jumlah penduduk
v  Watak nasional atau bangsa
v  Sifat pemerintahan

·         Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya  hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk didalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya.
Menurut  Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik yang wilayahnya besar,dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.
d.      Komponen Strategi Asta Gatra
Komponen strategi Asta Gatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi ini. Dengan memanfaatkan dan menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut dapat dicapai peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional.
·         Tri Gatra
Komponen strategi tri gatra yaitu gatra geografi,sumber kekayaan alam dan penduduk merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah.
·         Panca Gatra
Komponen strategi panca gatra yaitu gatra ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya dan pertahanan keamanan merupakan kelompok gatra yang intangible atau bersifat kehidupan sosial.
e.       Hubungan Komponen Strategi Antar Gatra
   Hubungan komponen strategi antar gatra dalam tri gatra dan panca gatra serta antara gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependency).oleh karena itu hubungan komponen strategi dalam tri gatra dan panca gatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif integral) didalam komponen strategi asta gatra.
2.3 Data dan fakta geostrategi
v    Ideologi,liberalisme,komunisme
Ø    Gerakan Komunis (G 30 S/PKI )
Ø     DI/TII
v    Politik, Demokrasi Parlementer,Diktator
Ø    Munculnya Demokrasi Liberal,Terpimpin (Orde lama,Orde Baru )
v    Ekonomi,Liberal, Kapitalis
Ø    Sistem Ekonomi Kapitalis (munculnya krisis moneter 1997,ambruknya sistem perbankan Indonesia )
Ø     Fluktuasi nilai rupiah mengalami penurunan yang sangat drastis.
v    Sosial,Individualistis, Faham Sosialis
Ø    Muncul sifat individualistik perorangan,partai (single mayority)
v    Budaya, Budaya Barat/ Westernisasi
Ø    Budaya meniru negara maju ( International Demonstration Effect)
Ø    Cara dan gaya berpakaian sekaligus berkomunikasi tanpa sopan santun ( Disfunctional Communication)
v    Hankam
Ø    Kasus lepasnya Tim-Tim ( dis integrasi bangsa )
Ø    Ligitan Sipadan ( Malasyia di Indonesia )
Ø    Gerakan Aceh Merdeka/GAM
Ø    Terorisme/fanatisme agama/ekstrimis
Ø    Kasus Madura vs Kalimantan
Ø    Kasus Poso

BAB III
PENUTUP
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami paparkan dari bahasan materi diatas adalah sebagai berikut :
1.     Dalam pembentukan ketahan nasional di suatu bangsa diperlukan geostrategi sebelumnya agar terwujudnya tujuan nasional.
2.    Geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
3.    Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan Pancasila, dan UUD 1945.
SUMBER
https://fikkyariefsetiawan.wordpress.com/2015/05/05/perkembangan-konsep-geostrategi-indonesia/
http://udhermansyah.blogspot.co.id/2013/06/makalah-ketahanan-nasional-sebagai.html