Contoh
kalimat KESEJAJARAN
dan KEHEMATAN
1.
Kesejajaran Makna
Memiliki
kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu
harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Macam-macam perubahan makna:
a. Menyempit/spesialisasi
Kata yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awalnya penggunaannya bias dipakai untuk berbagai hal umum,tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja.
Contoh:
Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum,sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang pandai,berilmu tinggi,sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).
b. Meluas/generalisasi
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit.
Contoh:
Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas.
Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
c. Amelioratif
Pada awalnnya,kata ini memiliki makna kurang baik,kurang positif,dan tidak menguntungkan.
Contoh:
Wanita,pramunikmat,dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
d. Peyoratif
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaiannya.
Contoh:
Kawin,gerombolan,oknum,dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
e. Asosiasi
Yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang muncul karena persamaan sifat.Sering kita mendengar kalimat “hati-hati dengan tukang catut itu”. Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan makna asosiatif,begitu pula dengan kata kacamata dalam:menurut kacamata saya,perbuatan anda tidak benar.
f. Sinestesia
Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera,misalnya dari indera pengecap keindera penglihatan.
Contoh:
Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna enak,biasanya dirasakan oleh alat pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh indera penglihatan Kesejajaran Bentuk (Paralelisme).Demikian juga kata panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.
Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna enak,biasanya dirasakan oleh alat pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh indera penglihatan Kesejajaran Bentuk (Paralelisme).Demikian juga kata panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.
2.
Kesejajaran Bentuk (Paralelisme)
Kesejajaran satuan dalam kalimat, menempatkan ide/
gagasan yang sama penting dan sama fungsinya kedalam struktur/ bentuk gramatis.
Jika sebuah gagasan (ide) dalam suatu kalimat dinyatakan dengan frase (kelompok
kata), maka gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Kesejajaran
(paralelisme) membantu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.
Contoh:
Penyakit aids adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab pencegahan dan pengobatannya tidak ada yang tahu. Dalam kalimat di atas penggunaan yang sederajat ialah kata mengerikan dengan berbahayadan kata pencegahan dengan pengobatannya. Oleh sebab itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata yang sederajat dalam contoh kalimat di atas harus sama (paralel) sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi:Penyakit Aids adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan membahayakan sebab pengecahan dan pengobatannya tak ada yang tahu.
Contoh :
Kesejajaran bentuk mengacu pada kesejajaran
unsur-unsur dalam kalimat.
3a) Lokasi
perumahan telah dipilih, tetapi lokasi itu belum disetujui direktur.
(3b) Lokasi
perumahan telah dipilih, tetapi direktur belum menyetujuinya.
Kalimat (3a) memperlihatkan kesejajaran bentuk kalusa,
keduanya merupakan kalusa bentuk pasif. Sementara itu pada kalimat (3b)
ketitidak sejajaran bentuk
terlihat pada ketitidak sejajaran bentuk kalusa pasif
(dipilih) dan bentuk kalusa aktif (menyetujui). Agar terdapat
kesejajaran, klausa kedua di ubah menjadi klausa pasif. Jika bentuk kalusa
pertama pasif, bentuk klausa berikutnya pasif
3c) Pemimpin unit telah memilih lokasi
perumahan, tetapi direktur belum menyetujuinya
contoh :
Kesejajaran bentuk juga perlu diperhatikan dalam
kalimat yang mengandung perincian. Perhatikan comtoh berikut/
(4) Langkah-langkah dalam wawancara ialah
(a) pertemuan
dengan orang yang akan diwawancarai,
(b)
utarakan maksud wawancara, dan
(c)
mengatur waktu wawancara Ketidaksejajaran
kalimat (4) terlihat dalam penggunaan bentuk kata pada awal rincian. Dalam rincian
yang pertama digunakan bentuk kata pertemuan (nomina); dalam
perincian kedua digunakan bentuk kata utarakan (verba); dalam
perincian keiga digunakan bentuk kata mengatur(verba). Agar
sejajar, kalimat (4) di perbaiki menjadi seperti berikut.
4a. Langkah-langkah dalam wawancara ialah
(a)
mengatur pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai
(b)
mengutarakan
maksud wawancara
(c)
mengatur waktu wawancara.
3.
Kehematan
Contoh:
Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan study tour karena mereka tahu masa ujian telah dekat.
Direvisi menjadi:
Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena masa ujian telah dekat.
Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan study tour karena mereka tahu masa ujian telah dekat.
Direvisi menjadi:
Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena masa ujian telah dekat.
Hiponimi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hiponim adalah hubungan antara makna spesifik dan makna generik atau antaranggota taksonomi.
Contoh:
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya lampu neon.
Direvisi menjadi:
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya neon.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hiponim adalah hubungan antara makna spesifik dan makna generik atau antaranggota taksonomi.
Contoh:
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya lampu neon.
Direvisi menjadi:
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya neon.
Direvisi menjadi:
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya neon.
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya neon.
Contoh:
Karena ia
tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak
efektif)
Karena tidak
diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar